Api Mengamuk di Bukit Gagoan: 300 Hektare Lahan Hutan di Sumbar Terbakar
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali melanda Sumatera Barat. Kali ini, amukan api menghanguskan sedikitnya 300 hektare lahan hutan di kawasan Bukit Gagoan, Kabupaten Solok. Insiden ini menjadi salah satu kebakaran hutan terparah di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Asap tebal membumbung tinggi sejak Jumat pagi (19/7/2025), memicu kekhawatiran warga sekitar dan mempersulit aktivitas masyarakat, terutama di sektor pertanian dan pariwisata. Bukit Gagoan sendiri dikenal sebagai salah satu destinasi alam favorit di Solok, yang biasanya ramai dikunjungi wisatawan lokal.
Api Meluas dalam Hitungan Jam
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, titik api pertama kali terdeteksi pada dini hari dan dengan cepat meluas akibat kondisi cuaca panas, angin kencang, dan material hutan yang kering.
“Kondisi medan yang curam dan sulit dijangkau membuat proses pemadaman darat sangat menantang. Kami sudah kerahkan petugas gabungan, termasuk TNI, Polri, Manggala Agni, dan relawan,” ujar Kepala BPBD Solok.
Belum diketahui pasti penyebab kebakaran, namun dugaan awal mengarah pada aktivitas manusia, baik dari pembukaan lahan secara ilegal maupun puntung rokok yang dibuang sembarangan.
Wisatawan Dievakuasi, Warga Diimbau Waspada
Sebagian wisatawan yang sedang berada di sekitar Bukit Gagoan dievakuasi untuk menghindari paparan asap dan potensi kobaran api yang mendekat. Akses menuju kawasan perbukitan ditutup sementara guna mempermudah operasi pemadaman.
Warga di sekitar lokasi kejadian juga diminta untuk mengurangi aktivitas luar ruangan dan mengenakan masker. Sejumlah wilayah permukiman mulai terdampak oleh asap tipis, yang berpotensi mengganggu pernapasan, terutama pada anak-anak dan lansia.
Kerusakan Ekologis dan Ancaman Bencana Ikutan
Ahli lingkungan memperingatkan bahwa kebakaran ini bukan hanya soal lahan yang terbakar, tetapi juga menyangkut kerusakan ekosistem jangka panjang. Flora endemik yang tumbuh di Bukit Gagoan serta satwa liar dipastikan terdampak, bahkan terancam punah jika kebakaran terus berlangsung.
Selain itu, hilangnya tutupan vegetasi alami meningkatkan risiko banjir bandang dan longsor saat musim hujan tiba. Bukit Gagoan yang selama ini berfungsi sebagai penyangga lingkungan kini mengalami tekanan ekologis serius.
Kebakaran di Bukit Gagoan menjadi alarm keras bagi semua pihak, terutama menjelang puncak musim kemarau yang diperkirakan akan berlangsung hingga Agustus mendatang. Saat ini, pemerintah daerah bersama instansi terkait tengah mengupayakan langkah lanjutan, termasuk permintaan bantuan pemadaman udara jika api tak kunjung padam.
Di tengah krisis iklim global, karhutla bukan hanya soal bencana lokal, tetapi menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga hutan sebagai paru-paru bumi. Bukit Gagoan butuh penyelamatan sekarang, bukan nanti.